Surabaya - Bila ingin menikmati menu makanan yang berbeda di bulan puasa, tak ada salahnya mencoba sate karak. Makanan dengan sajian nasi berwarna hitam dan sate itu memiliki cita rasa yang berbeda bila dibandingkan makanan lain.
Pemilik warung sate karak, Ellis Romlah, menjelaskan untuk nasinya terbuat dari campuran ketan hitam dan beras. Kedua jenis biji-bijian itu ditanak dengan perbandingan 1 kg ketan hitam dicampur dengan 2 kg beras.
Sesuai dengan namanya, sate karak biasa disantap dengan lauk sate usus sapi yang dimasak dengan bumbu jangkep (campur) dan dibakar. Sate karak makin lengkap dalam penyajiannya dengan taburan parutan kelapa dan poya.
Rasanya, gurihnya nasi berpadu dengan gurih kela dengan 4 tusuk sate dan dihargai Rp 5 ribu dan poya klop dengan sedikit rasa pedas dari sate usus. Yang sedikit mengganjal hanyalah alotnya beberapa bagian sate usus sehingga seakan-akan kita dipaksa melatih rahang. Harga sate karak cukup murah.
Hanya dengan Rp 5 ribu, kita bisa menyantap nasi karak dengan 4 tusuk sate. Bila ingin menambah sate, sediakan uang Rp 7 ribu untuk 10 tusuk sate.
Berbeda dengan menu lain yang banyak ditiru dan bertebaran di kawasan Ampel, Ellis mengaku bahwa di kawasan Ampel bahkan di Surabaya, tidak ada yang menjual sate karak selain dirinya. Usaha itu diwarisinya turun temurun mulai dari nenek, ibu hingga dirinya. Setiap harinya, Ellis bisa menghabiskan 10 kg nasi karak dan 7 kg usus sapi.
Berminat dan ingin mencoba, sate karak bisa ditemui di warung sederhana pojokan depan gang di kawasan Ampel, Jalan KH Mas Mansyur, seberang Hotel Grand Kali Mas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar